Weblog Kumpulan Tugas, Kumpulan Makalah, Tutorial Blogger, Info SEO, Tips & Trick.

Makalah Filsafat Ilmu

Makalah Filsafat Ilmu


KATA PENGANTAR
Makalah Filsafat Ilmu, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Penidikan Agama Islam yang berjudul “Filsafat Ilmu pada Abad Pertengahan dan Masa Kejayaan Islam” dapat selesai seperti waktu yang telah kami rencanakan. Tersusunnya karya ilmiah ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dosen pengasuh mata kuliah Filsafat Ilmu Universitas Negeri Makassar
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan
3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar makalah ini dapat kami selesaikan

Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang membalas budi baik yang tulus dan ihklas kepada semua pihak yang penulis sebutkan di atas. Tak ada gading yang tak retak, untuk itu kamipun menyadari bahwa makalah yang telah kami susun dan kami kemas masih memiliki banyak kelemahan serta kekurangan-kekurangan baik dari segi teknis maupun non-teknis. Untuk itu penulis membuka pintu yang selebar-lebarnya kepada semua pihak agar dapat memberikan saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang. Dan apabila di dalam makalah ini terdapat hal-hal yang dianggap tidak berkenan di hati pembaca mohon dimaafkan.

Makassar, Oktober 2012


Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Manfaat

BAB II PEMBAHASAN
A. Filsafat Abad Pertengahan
B. Perkembangan Ilmu Zaman Islam
C. Perkembangan Ilmu pada masa kejayaan Islam

BAB III PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Awal timbulnya filsafat tidak diketahui secara pasti. Namun, filsafat pertama kali hanya dapat diketahui dari permulaan orang-orang yang menamakan dirinya Sophia pada tahun 500-400 SM. Sokrates yang melanjutkan filsafat Sophia hidup pada tahun 469-399 SM. Kemudian, datang filosof lain, yaitu Plato tahun 427-357 SM. Dari Plato menurun kepada Aristoteles yang hidup antara tahun 384-322 SM.

Beberapa ahli filsafat ini meletakkan dasar-dasar pemikiran filsafat. Setelah masa Plato dan Aristoteles, berlalulah satu kurun panjang manakala murid-murid kedua tokoh itu tenggelam dalam pengumpulan, pengaturan dan pengupasan pendapat-pendapat kedua guru mereka. Murid-murid ini turut meramaikan pasar filsafat. Namun tidak lama berselang, keramaian itu berganti dg kemandekan, kegairahan berangsur hilang dari peredaran. Di Yunani tinggal segelintir konsumen yang berminat kepada ilmu pengetahuan. Guru-guru seni dan ilmu berpindah ke dan menetap di Aleksandaria.Kota ini menjadi pusat ilmu sampai abad ke 4 SM.

Abad pertengahan abad 2 SM sampai abad 14 M, termasuk di dalamnya kejayaan dunia Islam. Kalau sebelum abad pertengahan adalah abad Yunani Kuno dengan tiga tokoh besarnya, maka sejak Rasulullah diutus oleh Allah melalui tanah Arab, orang-orang yang paling pertama memperoleh pencerahan dari kenabian Muhammad SAW tersebut. Pada abad ke 6 M, Islam mendorong umatnya untuk memperoleh ilmu dan kebijakan atau hikmah, maka dengan serta merta di abad ke 7 perkembangan kemajuan bangsa Arab (Islam) semakin tampak di belahan dunia.

Filsafat ilmu terus tumbuh dan berkembang dari zaman ke zaman. Perkembangan filsafat ilmu dapat dibagi menjadi beberapa periode, yakni zaman pra Yunani kuno, Yunani kuno, abad pertengahan, zaman islam, zaman renaissans (abad 14 – 17 M), zaman modern (abad 17 – 19 M),zaman kontemporer (abad 20- sekarang). Dalam makalah ini akan dibahas filsafat ilmu pada abad pertengahan yang merupakan masa kejayaan Islam dan sumbangan Islam dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka disusun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah Filsafat pada Abad Pertengahan ?
2. Bagaimana Perkembangan Ilmu pada Zaman Islam ?
3. Bagaimana Perkembangan Ilmu pada masa kejayaan Islam ?

C. Manfaat
1. Mengetahui Filsafat pada Abad Pertengahan
2. Mengetahui Perkembangan Ilmu pada Zaman Islam
3. Mengetahui Perkembangan Ilmu pada masa kejayaan Islam

BAB II
PEMBAHASAN
A. FILSAFAT ILMU ABAD PERTENGAHAN
Filsafat abad pertenghan lazim di sebut filsafat skolastik. Kata tersebut di ambil dari kataschuler yang berarti ajaran atau sekolahan. Pasalnya sekolah yang diselanggarakan oleh Karel Agung mengajarkan apa yang di istilahkan sebagai artes liberalis, meliputi mata pelajaran, gramatika, arithmatika, astronomia, musika, dan dialektika. Dialektika ini sekarang disebut logika dan kemudian meliputi seluruh filsafat. Belakangan kata skolastik menjadi istilah bagi filsafat pada abad 9-15 yang mempunyai corak khusus yaitu filsafat yang di pengaruhi Agama.

Filsafat barat abad pertengahan (476-1492) juga dapat dikatakan sebagai abad gelap. Berdasarkan pada pendekatan sejarah gereja sangat membelenggu kehidupan manusia. Manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya. Para ahli pikir saat itu juga tidak memiliki kebebasan berfikir. Apalagi terdapat pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan agama ajaran gereja. Siapa pun orang yang mengemukakannya akan mendapat hukuman yang berat. Pihak geraja melarang diadakannya penyelidikan-penyelidikan berdasarkan rasio terhadap agama. Karena itu kajian terhadap agama (teologi) yang tidak berdasarkan pada ketentuan gereja akan mendapat larangan yang ketat. Yang berhak mengadakan penyelidikan terhadap agama hanyalah pihak gereja. Kendati demikian, ada juga yag melanggar peeraturan tersebut dan mereka dianggap orang murtad dan kemudian diadakan pengajaran (inkuisisi). Pengejaran terhadap orang-orang murtad ini mencapai puncaknya pada saat paus Innocentius III di akhir abad XII, dan yang paling berhasil di Spanyol.

Pendapat-pendapat mengenai ilmu di abad tengah simpang siur. Para sejarawan terdahulu memandang ilmu di zaman itu belum terbebaskan dari beban dogmatisme dan takhayul, sementara sejarawan lainnya mencoba menunjukkan bahwa banyak fakta dan prinsip pokok ilmu modern ditemukan pada waktu itu. Persoalannya menjadi jelas ketika disadari bahwa orang terpelajar pada zaman itu tidak semuanya mencoba melaksanakan penelitian ilmiah seperti yang dipahami sekarang ini. Filsafat alamiah dan fakta-fakta khusus dipelajari terutama dalam hubungan dengan agama.

Untuk mengetahui corak pemikiran filsafat abad pertengahan, perlu dipahami karateristik dan ciri khas pemikiran filsafatnya. Beberapa karateristik yang perlu dimengerti adalah:
1) Cara berfilsafatnya dipimpin oleh gereja.
2) Berfilsafat di dalam lingkungan ajaran Aristoteles.
3) Berfilsafat dengan pertolongan Augustinus.

Abad pertengahan ini juga dapat dikatakan sebagai suatu masa yang penuh dengan upaya mengiring manusia kedalam kehidupan sistem kepercayaan yang picik dan fanatic, dengan menerima ajaran gereja secara membabi buta. Karena itulah perkembangan ilmu pengetahuan terhambat.
Secara garis besar filsafat abad pertengahan ini dibagi dua periode, yaitu periode skolastik Islam dan periode skolastik Kristen.

A. Periode Filsafat Skolastik Islam (Arab)
Kendati islam sudah dikenal oleh dunia sejak awal abad VII Masehi, namun filsafat dikalangan kaum muslim baru dimulai pada awal abad VIII. Ini disebabkan karena pada abad pertama perkembangan islam tidak terdapat isme- isme atau paham-paham selain melayu. Di kalangan kaum muslim filsafat dianggap berkembang dengan baik mulai abad IX Masehi hingga abad XII. Keberadaan filsafat pada masa ini juga menandai masa kegemilangan dunia islam, yaitu selama masa Daulah Abbasiyah di Baghdad 750-1258) dan Daulah Amawiyah di Spanyol (755-7492).

Menurut Hasbullah Bakry, istilah Skolastik islam jarang di pakai dalam khazanah pemikiran islam. Istilah yang sering dipakai adalah ilmukalam atau filsafat Islam. Kedua ilmu tersebut dalam pembahasannya dipisahkan, periode skolastik Islam dapat kedalam empat masa, yaitu:
1. Periode Kalam Pertama
Periode ini ditandai dengan munculnya kelompok-kelompok mutakallimin / aliran-aliran dalam ilmu kalam, yakni:
a. Khawarij
b. Murjiah
c. Qadariyah
d. Jabariyah
e. Mu’tazilah
f. Ahli Sunnah

2. Periode Filsafat Pertama
Periode ini ditandai dengan munculnya ilmuwan dan ahli-ahli dalam berbagai bidang yang menaruh perhatian terhadap filsafat Yunani, terutama filsafat Aristoteles. Periode filsafat Islam pertama adalah periode munculnya filsuf-filsuf muslim di wilayah Timur, masing-masing adalah:
a. Al-Kindi (806-873 M)
b. Al-Razi (865-925 M)
c. Al-Farabi (870-950 M)
d. Ibn Sina (980-1037 M).

3. Periode kalam kedua
Periode ini ditandai dengan tampilnya tokoh-tokoh kalam penting dan besar pengaruhnya terhadap perkembangan ilmu kalam berikutnya, mereka antara lain:
a. Al-Asy’ari (873-957 M)
b. Al-Ghazali (1065-1111)

4. Periode Filsafat Kedua
Periode ini ditandai dengan tampilnya sarjana-sarjana dan ahli-ahli dalam berbagai bidang yang juga meminati filsafat. Mereka hidup dalam masa Daulah Amawiyah di Spanyol (Eropa) pada saat Eropa sedang dalam masa kegelapan. Dengan tampilnya para filsuf muslim di Eropa ini, ilmu dan peradaban tumbuh berkembang dan terus meningkat. Mereka adalah:
a. Ibnu Bajjah (1100-1138 M), di barat di kenal Avempace
b. Ibnu Thufail(m.1185 M), di barat di kenal Abubacer
c. Ibnu Rusyd(1126-1198), di barat di kenal Averroce

Perlu dicatat di sini bahwa pada masa ini Ibn Rusyd menunjukan sikap pembelaannya terhadap filsafat dan para filsuf atas serangan-serangan Al-Ghazali dalam buku Tahafut al-Falasifah dengan bukunya yang berjudul Tahafut al-Tahafut (kerancuan {kitab} tahafut)

5. Periode kebangkitan
Periode ini dibangkitkan kembali dunia islam setelah mengalami kemerosotan alam pikiran sejak abad XV hingga abad X1X. Oleh karenanya, periode ini di sebut juga sebagai Renaissans islam. Di antara tokoh yang mempengaruhi adalah Jamaludin Al-Afgani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, Muhamad Iqbal dan masih banyak lagi.

B. Periode Filsafat Skolastik Kristen
Periode skolastik Kristen dalam sejarah perkembangannya dapat di bagi menjadi tiga, yaitu masa skolastik awal, masa skolastik keemasan, dan masa skolastik akhir.
1. Masa skolastik awal (Abad 9-12 M)
Masa ini merupakan kebangkitan pemikiran abad pertengahan abad pertengahan setelah terjadi kemerosotan. Kemorosotan pemikiran Filsafat pada masa pra-Yunani di sebabkan kuatnya dominasi golongan gereja. Pada saat ini muncul ilmu pengetahuan yang dikembangkan di sekolah-sekolah. Mulanya skolastik timbul pertama kalinya di biara selatan dan akhirnya berpengaruh ke daerah-daerah lain.

2. Masa Skolastik keemasan
Pada masa skolastik awal, Filsafat bertumpu pada alam pikiran dan karya-karya Kristiani. Tetapi sejak pertengahan abad ke12 karya nya non kristiani mulai muncul dan filsuf islam mulai berpengaruh dari tahun 1200-1300 M. Masa ini juga disebut juga masa berbunga disebabkan bersamaan dengan munculnya beberapa universitas dan ordo-ordo yang menyelanggarakan pendidikan ilmu pengetahuan.

Secara umum ada beberapa faktor yang menjadikan masa skolastik mencapai keemasan yaitu :
a. Adanya pengaruh dari Aristoteles, Ibnu Rusyd, Ibnu sina sejak abad ke 12 hingga pada abad ke 13 telah tumbuh menjadi ilmu pengetahuan yang luas.

b. Tahun 1200 M didirikan Universitas Alamameter di Prancis. Universitas ini merupakan gabungan dari beberapa sekolah. Alamameter inilah sebagai embrio berdirinya universitas di Paris, Oxpod, Montpellier, Cambridge, dan lain-lainya.

c. Berdirinya ordo-ordo karena banyaknya perhatian orang terhadap ilmu pengetahuan sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untuk memberikan suasana yang semarak pada abad ke -13. Hal ini akan berpengaruh terhadap kerohanian saat kebanyakan tokoh-tokohnya memegang peranan dibidang filsafat dan teologi, seperti Albertus de Grote, Thomas Aquinas, Binaventura, J.D.Scontus, William Ocham.

3. Masa Skolastik Akhir
Masa skolastik akhir ditandai dengan kemalasan berfikir filsafati sehingga menyebabkan filsafat skolastik Kristen. Meskipun demikian, masih muncul tokoh yang terkenal pada masa ini, yaitu Niccolaus Cusanus (1401-1404). Dari pemikiran filsafatnya ia membedakan tiga macam pengenalan yang kurang sempurna.

C. Periode Filsafat Skolastik Thomas Aquinas
Puncak tradisi pemikiran skolastisisme adalah pada masa Thomas Aquinas. Ia adalah seorang pendeta dominikian Gereja Katolik. Karya Filsafatnya yang terpenting adalah multicolume summa contra gentiles (sebuah rangkuman melawan orang kafir) sedangkansumma theological (rangkuman teologi) menjadi karya teologinya yang di sajikan secara sistematis yang dipersembahkan bagi orang-orang yang ingin menjadi biarawan dan pendeta.

B. PERKEMBANGAN ILMU ZAMAN ISLAM
Sebelum di uraikan sejarah dan perkembangan ilmu dalam islam, ada baiknya di uraikan sedikit tentang pandangan islam terhadap ilmu. Sejaka awal kelahirannya, islam sudah memberikan penghargaan yang begitu besar kepada ilmu.sebagaimana sudah diketahui, bahwa Nabi Muhammad Saw. Ketika diutus oleh Allah sebagai Rasul, hidup dalam masyarakat yang terbelakang, dimana paganisme tumbuh menjadi sebuah identitas yang melekat pada masyarakat Arab masa itu. Kemudian islam datang menawarkan cahaya penerang yang mengubah masyarakat Arab Jahiliyah menjadi masyarakat yang berilmu dan beradab.

Kalau dilacak akar sejarahnya, pandangan islam tentang pentingnya ilmu tumbuh bersamaan dengan munculnya islam itu sendiri. Ketika Rasulullah Saw, menerima wahyu pertama, yang mula-mula di perintahkan kepadanya adalah “membaca” jibril memerintahkan. Muhammad dengan bacalah dengan menyebut nama Tuhan yang menciptakan “. Perintah ini tidak hanya sekali di ucapkan jibril tetapi berulang-ulang sampai Nabi dapat menerima wahyu tersebut. Dari kata Iqra inilah kemudian lahir aneka makna seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu dan membaca teks baik yang tertulis maupun tidak. Wahyu pertama itu menghendaki umat islam untuk senantiasa “membaca” dengan dilandasi Bismi Rabbik, dalam arti hasil bacaan itu nantinya dapat bermanfaat untuk kemanusiaan. Lebih lagi sumber pokok ajaran islam ini memeainkan peran ganda dalam penciptaan dan pengembanagan ilmu-ilmu. Peran itu adalah pertama, prinsip-prinsip semua ilmu dipandang kaum muslimin terdapat dalam Al-Qur’an, terdapat pula penafsiran yang bersifat esoteric lebih mendalam terhadap kitab suci ini, yang memumngkinkan tidak hanya misteri yang dikandungnya tetapi juga pencarian makna secara mendalam. Kedua, al-quran dan hadits menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan ilmu dengan menekankan kebajikan dan keutamaan ilmu, pencarian ilmu dalam segi apapun pada akhirnya akan bernuara pada penegasan Tauhid.

Dalam perjalanan ilmu dan juga filsafat didunia islam, pada dasarnya terdapat upaya rekonsilasi–dalam arti mendekatkan dan mempertemukan dua pandangan yang berbeda, bahkan seringkali ekstrim–antara pandangan filsafat Yunani, seperti filsafat Plato dan Arisoteles, dengan pandangan keagamaan dalam islam yang seringkali menimbulkan benturan-benturan. Sebagai contoh konkret dapat disebutkan bahwa Plato dan Aristoteles telah memerikan pengaruh yang besar pada mazhab-mazhab islam. Al-Farabi, dalam hal ini, memiliki sikap yang jelas karena ia percaya pada kesatuan filsafat dan bahwa tokoh-tokoh filsafat harus bersepakat diantra mereka sepanjang yang menjadi tujuan mereka adalah kebenaran. Bahkan bisa dikatakan para filsof Muslim mulai dari Al-Kindi sampai ibnu Rusyd terlibat dalam upaya rekonsiliasi tersebut, dengan cara mengemukakan pandangan-pandangan yang relative baru dan menarik. Usaha-usaha mereka pada dilirannya menjadi alat dalam penyebaran filsafat dan penetrasinya kedalam-studi-studi keislaman lainnya, dan tidak diragukan lagi upaya rekonsiliasi oleh para filsof Muslim ini menghasilkan afinitas dan ikatan yang kuat anatara filsafat Yunani.

Selain itu, pada masa ini juga didapati pusat-pusat ilmu pengetahuan seperti Ariokh, Ephesus, dan Iskandariah, dimana buku-buku-buku Yunani purba masih dibaca dan diterjemahkan kedalam berbagai bahasa , terutama, siriani, bahkan setelah pusay-pusat ini dikatakan oleh umat islam, pengaruh pemukiran Yunani tetap mendalam dan meluas. Pada masa ini juga didapai seorang tokoh Kristen bernama Nestorius, yang melakukan dekontruksi atas pemahaman teologi kalanga Kristen konservatif ortodoks, setelah ia terpengaruh oleh alam pikiran Yunani tersebut. Ia bersama pengikutnya kemudian hijrah ke Suriah dan melanjutkan kegiatan ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani.

Hal ini menunjukkan bahwa islam tidak hanya mendukung adanya kebebasan intelektual , tetapi juga membuktikkan kecintaan umat islam terhadap ilmu pengetahuan dan sikap hormat mereka kepada ilmuwan, tetapi memandang agama mereka.

Islam adalah peristiwa Fitnah al-kubra, yang ternyata tidak hnaya membawa konsekuensi- logis dari segi polotis an-sich seperti yang dipahami selama ini tapi ternyata juga membawa perubahan besar bagi pertumbuhan dan perkembangan ilmu di dunia Islam pasca terjadinya Fitnah al-kubra,muncul berbagai golongan yang memilikia aliran teologis tersendiri yang pada dasarnya berkembang karena alasan-alasan politis. Pada saat itu muncul alairan syi’ah yang membela Ali, aliran Khawarij , dan kelompok Muawiyah. Namun, di luar konflik yang munculpada saat itu, sejarah mencatat dua orang tokoh besar yang tidak ikut terlibat dalam perdebatan teologis yang cenderung mengkafirkan satu sama lain, tetapi justru mencurahkan perhatinnya pada bidang ilmu agama. Kedua tokoh itu adalah Abdullah Ibnu Umar dan Abdullah Ibnu Abbas . yang disebut pertama mencurahkan perhatinnya dalam bidangilmu hadis, sementara yang disebut belakangan lebih berorientasi pada ilmu Tafsir. Kedua tokoh ini sering disebut sebagi pelapor tumbuhnya intuisi keulamaan dalam islam, sekaligus berarti pelapor kajian mendlam dan sistematis tentang agama islam. Mereka juga sering disbut sebagai “moyang” golongan sunni atau Ath-al-Sunnah wa al-Jama’ah.

Seperti sudah di aliran singgung diatas , pasca Fitnah al-kubra bermunculan bermunculan berbagai polotik dan teologi.dari sini kemudian dapat dikatakan bahwa sejak awal islam kajian-kajian dalam bidag teologi sudah berkembang, meskipun masih berbentuk embrio. Embrio inilah yang pada masa kemudian menemukan bentuknya yang lebih sistematis dalam kajian–kajian teologis dalam islam. Sebagai contoh, persoalan tentang hukum orang yang berdosa besar, apakah mu’min atau kafir, masalah kebebasan atau ketidakbebasan manusia dalam menentukan perbutannya, sudah diwakilli sejak dini perdebatan antara kalangan Mu’Tazilah dan Khawarij. Dari sini tampaknya , seperti ditulis Naution, peranan akal dalam pergaulan pemikiran dan keilmuan dalam tradisi islam dimulai.

C. PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA KEJAYAAN ISLAM
Dalam sejarah islam, kita mengenal nama-nama seperti Al-Mansur, Al-Ma’mun, dan Harun Rasyid, yang memberikan perhatian teramat besar bagi perkembangan ilmu di dunia Islam. Pada masa pemerintahan Al-Mansur, misalnya proses penerjemahan karya-karya filsof Yunani ke dalam bahas Arab berjalan dengan pesat. Dikabarkan bahwa Al-mansur telah memerintahkan penerjemahan naskah-naskah Yunani mengenai filsafat dan ilmu, dengan memberikan imbalan yang besar kepada para ahli bahasa (penerjemah). Pada masa Harun Al-Rasyid (786-809) proses penerjemahan itu juga masih terus berlangsung. Harun memerintahkan Yuhanna (Yahya) Ibn Musawayh (w.857), seorang dokter Istana, untuk menterjemahkan buku-buku kuno mengenai kedokteran. Dimasa itu juga dierjemahkan karya-karya dalam bidang astronomi, seperti Siddanta, sebuah risalah india yang diterjemahkan oleh Muhammad Ibn Ibrahim al-Fazari (w. 806). Pada masa selanjutnya oleh al-khawarizmi Siddhanta ini dibuat versi baru terjemahannya dan diberikan komentar-komentar. Selain itu juga ada Quadripartituskarya Purdemy, dan karya-karya bidang astrologi yang diterjemahkan oleh satu tim sarjana.

Dalam bukunya, The Reconstruction of Religious Thougt in Islam Iqbal menyatakan bahwa salah satu penyebab utama kematian semangat ilmuwan dikalangan umat islam adalah diterimanya paham Yunani mengenai realitas yang pada pokoknya bersifat statis, sementara jiwa islam adalah dinamis dan berkembang. Ia selanjutnya mengungkapkan bahwa semua aliran pemikiran muslim bertemu dalam suatu teori Ibn Miskawasih mengenai kehidupan sebagai suatu gerak evolusi dan pandangan Ibn Khaldun mengenai sejarah.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pemaparan di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Filsafat barat abad pertengahan (476-1492) juga dapat dikatakan sebagai abad gelap. Berdasarkan pada pendekatan sejarah gereja sangat membelenggu kehidupan manusia. Manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya.
2. Secara garis besar filsafat abad pertengahan ini dibagi dua periode, yaitu periode skolastik Islam dan periode skolastik Kristen.
3. Abad pertengahan abad 2 SM sampai abad 14 M, termasuk di dalamnya kejayaan dunia Islam.
4. Islam memberikan sumbangan yang tidak sedikit bagi perkembangan filsafat ilmu dan ilmu pengetahuan secara umum. Ilmuwan muslim yang terkenal antara lain: Al-Kindi (806-873 M), Al-Raji (865-925 M), Al-Farabi (870-950 M), Ibn Sina (980-1037 M).

DAFTAR PUSTAKA
http://www.tugasku4u.com/2013/03/makalah-filsafat-ilmu.html
Maksum, Ali. 2011. Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Ar- Ruzz
Ravertz, Jeroma R. 2009. Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Hoesin, Oemar Amin. 1959. Filsafat Islam. Jakarta, Bulan Bintang

Tolong bantu saya klik Tombol Vote ini...


Previous Posts Next Posts Homepage