Weblog Kumpulan Tugas, Kumpulan Makalah, Tutorial Blogger, Info SEO, Tips & Trick.

Evaluasi Pendidikan dalam Sistem PPSI

Evaluasi Pendidikan dalam Sistem PPSI

Evaluasi Pendidikan

Evaluasi Pendidikan dalam Sistem PPSI yang meliputi tujuan, jenis dan fungsi evaluasi, cara, teknik dan jenis standar penilaian, tes dan prinsip pelaksanaannya, penentuan nilai rapor dan masih banyak lagi yang lainnya.

A. TUJUAN, JENIS DAN FUNGSI EVALUASI
1. Tujuan Evaluasi 
Tujuan evaluasi siswa di sekolah yang menggunakan sistem pengajaran PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional) pada dasarnya dapat digolongkan menjadi empat kategori : 
1) Memberikan umpan balik (feedback) kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki program satuan pelajaran atau proses mengajar. 

2) Menentukan hasil kemajuan belajar siswa, antara lain berguna sebagai bahan laporan kepada orang tua (pengisian rapor), penentuan kenaikan kelas, dan penentuan lulus-tidaknya seorang siswa. 

3) Menempatkan siswa dalam situasi belajar-mengajar yang tepat (misalnya dalam penentuan tingkat, kelas, atau jurusan), sesuai dengan tingkat kemampuan atau karakteristik lainnya yang dimiliki siswa. 

4) Mengenal latar belakang psikologis, fisik, dan lingkungan siswa, terutama yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar, untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar perbaikan dan pembimbingan. 

Tujuan pada no.1 dan 2 menjadi tanggung jawab guru, sedangkan no.3 dan 4 dilakukan dan diperlukan oleh petugas pembimbingan dan penyuluhan. 

2. Jenis dan Fungsi Evaluasi
Di sekolah yang telah menjalankan sistem pengajaran PPSI, sesuai dengan tujuan tersebut di atas, jenis evaluasi dan fungsinya dapat digolongkan sebagai berikut :
1) Penilaian formatif, yakni penilaian yang dilakukan pada setiap akhir satuan pelajaran, dan fungsinya untuk memperbaiki proses belajar-mengajar atau memperbaiki program satuan pelajaran. 

2) Penilaian sumatif, yakni penilaian yang dilakukan tiap caturwulan atau semester (setelah siswa menyelesaikan suatu unit atau bagian dari mata pelajaran tertentu), berfungsi untuk menentukan angka atau hasil belajar siswa dalam tahap-tahap tertentu. 

3) Penilaian penempatan (placement) yang berfungsi untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar-mengajar yang tepat (tujuan no.3). 

4) Penilaian diagnostik, berfungsi untuk membantu memecahkan kesulitan belajar siswa (tujuan no.4). 

B. CARA, TEKNIK, DAN JENIS STANDAR PENILAIAN
1. Cara dan Teknik Penilaian
1) Cara menilai
Di dalam penilaian ada dua cara yang dapat ditempuh, yaitu :
a. Cara kuantitatif (penilaian dalam bentuk angka) seperti 6, 7, 45, 85.
b. Cara kualitatif (berbentuk pernyataan) seperti baik, cukup, sedang, dan kurang.

2) Teknik penilaian
Teknik penilaian pengajaran di sekolah dapat berbentuk :
a. Teknik berbentuk tes, digunakan untuk menilai kemampuan siswa yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, bakat khusus (bakat bahasa, bakat teknik dsb) dan bakat umum (intelegensi). Bentuk-bentuk tes antara lain tes hasil belajar seperti essay test, objective test, true-false, multiple choice, matching dan completion.

b. Teknik bentuk non-tes untuk menilai sikap, minat, dan kepribadian siswa; mungkin digunakan untuk wawancara, angket, dan observasi. 

2. Jenis-jenis Standar Penilaian
Ada dua jenis standar penilaian yang dapat digunakan oleh guru dalam mengolah hasil penilaian :
a. Standar mutlak : hasil yang dicapai masing-masing siswa dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
b. Standar relatif : hasil yang dicapai masing-masing siswa dibandingkan dengan norma kelompok, yaitu hasil yang dicapai oleh siswa-siswa lain dalam kelompok yang sama (norm-referenced evaluation). 

C. TES DAN PRINSIP PELAKSANAANNYA
Penilaian hasil belajar siswa memerlukan penggunaan tes buatan guru secara intensif. Tes yang dibakukan sering kurang peka untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan instruksional tertentu bagi kelas-kelas tertentu.
1. Berbagai jenis tes
Ditinjau dari bentuk pelaksanaannya, tes dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
- Tes tertulis
- Tes lisan, dan
- Tes perbuatan (performance test) 

2. Bentuk-bentuk item tes
Macam-macam bentuk item tes untuk menilai tujuan intruksional khusus (TIK) di dalam sistem pengajaran PPSI (tes formatif), dan untuk menentukan angka atau hasil belajar siswa dalam tahap-tahap tertentu (tes sumatif), dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu bentuk uraian (tes essay) dan bentuk objektif (tes objektif). 

D. CARA MENILAI TES FORMATIF DAN TES SUMATIF
1. Cara Menilai Tes Formatif
1) Standar dan Cara Mengolah Hasil Tes
Dengan menggunakan standar mutlak pada tes ini, bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan-tujuan instruksional khusus telah dicapai oleh siswa dan bukan untuk mengetahui status suswa dibandingkan dengan siswa-siswa lainnya dalam kelas yang sama. 

Cara mengolah hasil tes :
a. Pengolahan untuk mendapat angka presentase siswa yang gagal dalam setiap soal.
b. Pengolahan untuk mendapat hasil yang dicapai setiap siswa dalam tes secara keseluruhan ditinjau dari presentase jawaban yang memuaskan.
Dengan rumus: S = R/N x 100
Keterangan :
S = nilai yang diharapkan (dicari)
R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar
N = skor maksimum dari tes tersebut 

2) Penggunaan Hasil Tes
a. Implikasi hasil pengolahan setiap soal
Untuk menetapkan hasil pengolahan setiap soal hendaknya diikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1) Bila mayoritas siswa (sekitar 60% atau lebih) gagal dalam mengerjakan suatu soal tertentu, perlu diulang kembali pengajaran mengenai bahan yang berhubungan dengan soal atau item tersebut bagi seluruh kelas. 

2) Bila kurang dari 60% siswa yang gagal megerjakan suatu soal atau item tertentu, pengulangan kembali bahan yang berhubungan dengan soal tersebut dapat dilakukan sendiri-sendiri oleh siswa yang bersangkutan dengan petunjuk dan pengarahan dari guru. 

b. Implikasi hasil pengolahan setiap siswa
Dengan mempertimbangkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan dalam bidang mastery learning, untuk menetapkan hasil pengolahan setiap siswa dipergunakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1) Bila hasil yang dicapai oleh siswa dalam tes adalah 75% atau lebih, siswa tersebut dapat dipandang telah menguasai bahan pelajaran yang bersangkutan dan siap untuk mengikuti program atau satuan pelajaran berikutnya. 

2) Bila hasil yang dicapai siswa kurang dari 75%, siswa tersebut masih dapat diizinkan untuk mengikuti program atau satuan pelajaran berikutnya, tetapi kepada siswa tersebut perlu diberikan perhatian atau bantuan khusus sehubungan dengan kesulitan-kesulitan yang masih dialaminya. 

2. Cara Menilai Tes Sumatif
Tes sumatif biasanya diadakan tiap semester. Fungsi tes sumatif adalah untuk menilai prestasi siswa, sampai dimana penguasaan siswa terhadap bahan pelajaran yang telah diajarkan selama jangka waktu tertentu. Kegunaanya antara lain adalah untuk pengisian rapor, penetuan kenaikan kelas, dan penentuan lulus – tidaknya siswa pada ujian akhir sekolah. 

1) Aspek Tingkah Laku yang Dinilai
Mengingat bahwa penilaian sumatif diadakan untuk menilai hasil jangka panjang dari suatu proses belajar-mengajar, aspek tingkah laku yang dinilai meliputi aspek kemampuan (pengetahuan, keeterampilan) maupun aspek nilai dan sikap yang dipandang sebagai hasil belajar. Namun, tulisan ini akan lebih menitikberatkan pembahasan mengenai penilaian terhadap hasil belajar dalam bentuk kemampuan yang penilaiannya dapat dilakukan dengan mengggunakan tes buatan guru. 

2) Penyusunan Tes Sumatif
Mengingat penilaian ini dilakukan pada akhir unit pelajaran yang cukup panjang, tes hendaknya lebih dititikberatkan pada penilaian terhadap aspek kemampuan yang lebih tinggi, disesuaikan dengan tujuan instruksional umum. Bila aspek ingatan masih dirasakan perlu, hendaknya diusahakan agar proporsinya lebih kecil dibandingkan dengan aspek-aspek kemampuan yang lebih tinggi (pemahaman dan aplikasi). 

3) Standar dan Cara Mengolah Hasil Tes Sumatif
a. Standar yang dipakai
Meskipun penilaian sumatif dapat menggunakan standar yang mutlak, biasanya orang lebih cenderung untuk menggunakan norma yang relatif. Dengan menggunakan norma yang relatif, hasil yang dicapai siswa lebih menggambarkan statusnya dibandingkan dengan teman-teman sekelasnya. Untuk pengisian rapor, ijazah dan sebagainya., norma yang relatif ini dipandang lebih sesuai untuk digunakan. 

b. Cara mengolah hasil tes sumatif
Proses pengolahan dari skor mentah (raw score) ke dalam nilai berskala 1 – 10 dilakukan dengan menyusun distribusi frekuensi, mencari atau menghitung angka rata-rata (mean) dan deviasi standar (DS), dan kemudian mentransformasikan skor-skor mentah tersebut ke dalam nilai berskala 1 -10. 

Untuk menskornya harus menggunakan rumus-rumus penskoran yang berlaku untuk tiap bentuk item. 
True-false, S = R - W
Multiple choice, S = R.W/n-1
Fill in, completion, dan matching, S = R
Essay, dengan pembobotan (weighting) untuk tiap item 

Keterangan :
S = skor yang diharapkan atau dicari
R = jumlah item yang dijawab betul (Right)
W = jumlah item yang dijawab salah (Wrong)
n = jumlah option (alternatif jawaban)
1 = bilangan tetap 

E. PENENTUAN NILAI RAPOR
Telah dijelaskan bahwa penilaian formatif sebenarnya bertujuan untuk memperoleh umpan balik dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan untuk menilai sampai dimana pencapaian siswa terhadap tujuan instruksional yang telah dirumuskan di dalam setiap program satuan pelajaran. Jadi, sebenarnya hasil penilaian formatif itu tidak boleh dimasukkan untuk menentukan nilai rapor. Maka untuk menjaga kesinambungan penilaian sehingga hasil penilaian menjadi lebih andal (reliable) bagi setiap siswa, di samping penilaian tes sumatif yang biasanya dilakukan pada akhir caturwulan atau akhir semester, guru harus melakukan pula tes-tes subsumatif pada tahap-tahap tertentu (misalnya seminggu sekali atau satu bulan sekali) selama caturwulan atau semester yang bersangkutan. 

Hasil-hasil tes subsumatif inilah yang kemudian digabungkan dengan nilai sumatif untuk mengisi rapor. Caranya ialah dengan merata-ratakan hasil rata-rata tes subsumatif dan nilai tes sumatif.

Tolong bantu saya klik Tombol Vote ini...


Previous Posts Next Posts Homepage