Weblog Kumpulan Tugas, Kumpulan Makalah, Tutorial Blogger, Info SEO, Tips & Trick.

Perkembangan Peserta Didik Remaja

Perkembangan Peserta Didik Remaja

Perkembangan peserta didik

Perkembangan peserta didik remaja yang meliputi karakteristik dan perbedaan individu, pertumbuhan dan perkembangan remaja, pertumbuhan fisik, perkembangan intelek, sosial dan bahasa, perkembangan afektif, perkembangan kehidupan pribadi, pendidikan dan karier dan kehidupan berkeluarga.

A. Karakteristik dan Perbedaan Individu
Karakteristik individu terdiri dari karakteristik bawaan dan karakteristik yang dipengaruhi lingkungan. Karakterisitk bawaan merupakan karakteristik keturunan yang dimiliki sejak lahir, baik yang menyangkut faktor biologis maupun faktor sosial psikologis. Sementara karakteristik yang dipengaruhi lingkungan adalah karakteristik yang banyak dipengaruhi dengan keadaan masyarakat sekitar atau faktor-faktor eksternal dirinya.

Garry 1963 dalam buku Perkembangan Peserta Didik karya Sunarto dan B. Agung Hartono mengategorikan perbedaan individual ke dalam bidang-bidang berikut:
1. Perbedaan fisik, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan, dan kemampuan bertindak
2. Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga, dan suku

3. Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap

4. Perbedaan inteligensi dan kemampuan dasar

5. Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah.

Jenis perbedaan lainnya meliputi:
a. Perbedaan kognitif; kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi

b. Perbedaan individual dalam kecakapan bahasa; kemampuan berbahasa merupakan kemampuan seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang penuh makna, logis, dan sistematis.

c. Perbedaan dalam kecakapan motorik; kemampuan motorik atau kemampuan psikomotorik merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi kerja saraf motorik yang dilakukan oleh saraf pusat untuk melakukan kegiatan.

d. Perbedaan dalam latar belakang; yang dimaksud latar belakang di sini berupa minat dan sikap individu terhadap sekolah dan mata pelajaran tertentu, kebiasaan-kebiasaan kerja sama, kecakapan atau kemauan untuk berkonsentrasi pada bahan-bahan pelajaran, dan kebiasaan-kebiasaan belajar.

e. Perbedaan dalam bakat; bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir.

f. Perbedaan dalam kesiapan belajar; kejadian di masyarakat menunjukkan bahwa anak-anak pada umur yang sama tidak selalu berada pada tingkat kesiapan yang sama dalam menerima pengaruh dari luar yang lebih luas, dalam hal ini pelajaran di sekolah.

Setiap individu pada hakikatnya akan mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan nonfisik yang meliputi aspek-aspek intelek, emosi, sosial, bahasa, bakat khusus, nilai dan moral, serta sikap.

1. Pertumbuhan fisik meliputi: pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan setelah lahir.
2. Pertumbuhan intelek (daya pikir) meliputi: masa sensori motor (0 – 2.5 tahun), masa pra-operasional (2 – 7 tahun), masa konkreto prerasional (7 – 11 tahun), masa operasional (11.0 – dewasa).
3. Pertumbuhan lainnya meliputi: sosial, bahasa, bakat khusus, sikap, nilai dan moral. 

B. Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu. Pertumbuhan ini berkaitan dengan keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan.

Libert, Paulus, dan Strauss menyatakan bahwa perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungan. Istilah perkembangan lebih dapat mencerminkan sifat-sifat yang khas mengenai gejala-gejala psikologis yang menampak.

Hukum-hukum perkembangan meliputi:
1. Hukum Cephalocoudal, yakni berlaku pada pertumbuhan fisik yang menyatakan bahwa pertumbuhan fisik dimulai dari kepala ke arah kaki.

2. Hukum proximodistal, yaitu hukum yang berlaku pada pertumbuhan fisik, dan menurut hukum ini pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi.

3. Perkembangan terjadi dari umum ke khusus, misal: anak lebih dahulu mampu menggerakkan lengan atas, lengan bawah, tepuk tangan daripada menggerakan jari-jari tangannya.

4. Perkembangan berlangsung dalam tahapan-tahapan perkembangan, contoh: masa pra-lahir, masa jabang bayi (0-2 minggu), masa bayi (2 minggu-1 tahun), masa anak pra-sekolah (1-5 tahun), masa sekolah (6-12 tahun), masa remaja (13-21 tahun), masa dewasa (21-65 tahun) dan masa tua (65 tahun ke atas)

5. Hukum tempo dan ritme perkembangan, yakni tahapan perkembangan berlangsung secara berurutan, terus menerus dan dalam tempo perkembangan yang relatif tetap serta bisa berlaku umum.

C. Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan-perubahan ini meliputi: perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, munculnya ciri-ciri kelamin yang utama (primer) dan ciri kelamin kedua (sekunder).

Penyebab perubahan pada masa remaja adalah adanya dua kelenjar yang menjadi aktif bekerja dalam sistem endokrin. Endokrin adalah kelenjar yang tidak mempunyai saluran untuk mengalirkan hasil sekresi (pengeluaran hasil kelenjar atau sel secara aktif)-nya.

D. Perkembangan Intelek, Sosial, dan Bahasa
Menurut English & English bahwa intellect berarti:
1. kekuatan mental di mana manusia dapat berpikir;
2. suatu rumpun nama untuk proses kognitif, terutama untuk aktivitas yang berkenaan dengan berpikir (misalnya menghubungkan, menimbang, dan memahami);
3. kecakapan, terutama kecakapan yang tinggi untuk berpikir.

Maka, perkembangan intelek dapat diartikan sebagai perubahan pola pikir menuju tingkatan lebih tinggi (pola pikir dewasa). Dengan kata lain, semakin berkembang intelektualitas seorang siswa, maka biasanya ia dikategorikan sebagai siswa yang semakin cerdas dari segi ilmu pengetahuannya. 

Dalam berpikir operasional formal, remaja setidak-tidaknya mempunyai dua sifat yang penting, yaitu:
a. Sifat deduktif hipotesis: dalam menyelesaikan suatu masalah, seorang remaja akan mengawalinya dengan pemikiran teoretik.
b. Berpikir operasional juga berpikir kombinatoris, sifat ini merupakan kelengkapan sifat yang pertama dan behubungan dengan cara bagaimana melakukan analisis.

Hal-hal yang mempengaruhi perkembangan intelek antara lain:
1) Bertambahnya informasi yang disimpan (dalam otak) seseorang sehingga ia mampu berpikir reflektif.
2) Banyaknya pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah sehingga seseorang dapat berpikir proporsional.
3) Adanya kebebasan berpikir, menimbulkan keberanian seseorang dalam menyusun hipotesis-hipotesis yang radikal, kebebasan menjajaki masalah secara keseluruhan, dan menunjang keberanian anak memecahkan masalah dan menarik kesimpulan yang baru dan benar.

Intelek sangat erat kaitannya dengan bakat khusus. Menurut Michael bahwa Bakat merupakan kemampuan individu untuk melakukan sesuatu tugas, yang sedikit sekali atau tidak tergantung pada latihan sebelumnya.

Guilford mengemukakan bahwa bakat itu mencakup 3 dimensi psikologis, yaitu:
(1) Dimensi perceptual, meliputi: kepekaan indera, perhatian, orientasi waktu, luasnya daerah persepsi.
(2) Dimensi psikomotorik, meliputi: kekuatan, impuls, kecepatan gerak, ketelitian, koordinasi, keluwesan.
(3) Dimensi intelektual, meliputi: faktor ingatan, pengenalan, evaluatif, berpikir konvergen, berpikir divergen.

Hubungan sosial merupakan hubungan antarmanusia yang saling membutuhkan. Maka perkembangan sosial adalah berkembangnya tingkat hubungan antarmanusia sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia.

Perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan cara lisan, tertulis, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Mampu dan menguasai alat komunikasi di sini diartikan sebagai upaya seseorang untuk dapat memahami dan dipahami orang lain.

Pemberian nama terhadap jenis-jenis bakat biasanya dilakukan berdasar atas bidang apa bakat tersebut berfungsi, seperti bakat matematika, bakat bahasa, bakat olah raga, bakat seni, bakat musik, bakat klerikal, bakat guru, bakat dokter, dan sebagainya. Dengan demikian, maka macam bakat akan sangat tergantung pada konteks kebudayaan di mana seseorang individu hidup dan dibesarkan. Mungkin penamaan itu bersangkutan dengan bidang studi, mungkin pula dalam bidang kerja.

Kondisi-kondisi lingkungan yang bersifat memupuk bakat anak adalah keamanan psikologis dan kebebasan psikologis. Anak akan merasa aman secara psikologis apabila:
a. Pendidik dapat menerimanya sebagaimana adanya, tanpa syarat dengan segala kekuatan dan kelemahannya, serta kepercayaan padanya bahwa pada dasarnya ia baik dan mampu.

b. Pendidik mengusahakan suasana di mana anak tidak merasa “dinilai” oleh orang lain. Memberi penilaian terhadap seseorang dapat dirasakan sebagai ancaman, sehingga menimbulkan kebutuhan akan pertahanan diri.

c. Pendidikan memberikan pengertian dalam arti dapat memahami pemikiran, perasaan, dan perilaku anak, dapat menempatkan diri dalam situasi anak dan melihat dari sudut pandang anak. Dalam suasana ini anak merasa aman untuk mengungkapkan bakatnya.

E. Perkembangan Afektif
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa afektif adalah:
1. berkenaan dengan perasaan (seperti takut, cinta)
2. mempengaruhi keadaan perasaan dan emosi

Maka, perkembangan afektif siswa dapat diartikan berkembangnya seorang siswa dari segi emosi, nilai, moral, dan sikap. Begitu juga, dalam buku Perencanaan Pembelajaran karya Abdul Majid dinyatakan bahwa pengembangan sikap (afektif) merupakan pembinaan sikap mental (mental attitude) yang mantap dan matang sebagai penjabaran dari sikap amanah Rasulullah.

F. Perkembangan Kehidupan Pribadi, Pendidikan dan Karier, dan Kehidupan Berkeluarga
Kehidupan pribadi seseorang individu merupakan kehidupan yang utuh dan lengkap dan memiliki ciri khusus dan unik. Kehidupan pribadi seseorang menyangkut berbagai aspek, antara lain aspek emosional, sosial psikologis dan sosial budaya, dan kemampuan intelektual yang terpadi secara integrating dengan faktor lingkungan kehidupan.

Kehidupan pendidikan merupakan pengalaman proses belajar yang dihayati sepanjang hidupnya, baik di dalam jalur pendidikan sekolah maupun luar sekolah. Kehidupan karier merupakan pengalaman seseorang di dalam dunia kerja. Sementara kehidupan berkeluarga merupakan kehidupan dalam keadaan sudah melangsungkan pernikahan.

G. Penyesuaian Diri Remaja
Penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. Penyesuaian diri remaja khusus di sekolah didukung oleh beberapa upaya, diantaranya sebagai berikut:
1. Menciptakan situasi sekolah yang dapat menimbulkan rasa “betah” (at home) bagi anak didik, baik secara sosial, fisik maupun akademis.
2. Menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan bagi anak
3. Usaha memahami anak didik secara menyeluruh, baik prestasi belajar, sosial, maupun seluruh aspek pribadinya.

REFERENSI:
1. Pusat Bahasa DEPDIKNAS. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
2. Sunarto. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta

Tolong bantu saya klik Tombol Vote ini...


Previous Posts Next Posts Homepage