Weblog Kumpulan Tugas, Kumpulan Makalah, Tutorial Blogger, Info SEO, Tips & Trick.

Makalah Sumber Belajar

Makalah Sumber Belajar

Makalah sumber belajar

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Sumber Belajar dalam konteks Media Intruksional Edukatif. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Media Pembelajaran di Universitas Negeri Makassar.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Makassar, Februari 2013


Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Media Instruksional
B. Cara Memilih Media Instruksional
C. Manfaat Media Instruksional
D. Jenis dan Karakteristik Media Instruksional

BAB III PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dasar semua proses belajar adalah pengalaman dan proses belajar yang paling efektif serta permanen diperoleh dari pengalaman yang bersifat konkrit dan langsung. Namun demikian pengalaman semacam ini tidak selalu dapat diberikan kepada siswa. Untuk itu perancang system Instruksional harus dapat memilih pengganti pengalaman tadi dengan symbol dalam bentuk kata-kata, baik yang diucapkan maupun tertulis. Hanya pengalaman yang bersifat realistic dan hidup yang dapat mengoptimalkan proses belajar siswa. Karena perlu dicarikan suplemen dan penguatan dalam bentuk lain, yaitu dengan pemakaian media.

Sumber belajar - Dalam strategi instruksional media merupakan unsur yang penting dalam pengajaran di samping metode dan kegiatan instruksional. Kehadiran media merupakan unsur signifikan dalam proses belajar mengajar karena dalam proses belajar ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Setiap materi pelajaran tentu memiliki tingkat kesukaran yang bervariasi, di satu sisi ada bahan pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu tetapi di sisi lain ada bahan pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran, seperti : LCD, globe, mikroskop, OHP, grafik, gambar dan sebagainya. Dalam penggunaannya media ini harus disesuaikan dengan perumusan tujuan instruksional (indikator) dan yang lebih penting adalah penggunaan media sesuai dengan kompetensi pengajar itu sendiri.

Anjuran menggunakan media dalam pembelajaran sebenarnya sangat ditekankan tetapi terkadang sulit dilaksanakan disebabkan dana yang terbatas untuk membelinya. Namun, perlu digaris bawahi bahwa peranan media tidak akan terlihat manakala penggunaannya tidak sejalan dengan isi dan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media. Manakala hal itu diabaikan maka media bukan sebagai alat bantu pengajaran tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan tentang betapa pentingnya media instruksional edukatif dalam proses pembelajaran maka dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan media instruksional edukatif ?
2. Bagaimana penggunaan media instruksional dalam proses pembelajaran ?
3. Sejauhmana konstribusi media instruksional terhadap proses pembelajaran ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami media instruksional dalam proses pembelajaran.
2. Untuk memahami dan mampu menggunakan berbagai media instruksional dalam proses pembelajaran
3. Untuk mengetahui sejauhmana penggunaan media instruksional dalam proses pembelajaran.

D. Manfaat
Makalah singkat ini dapat di jadikan bahan perbahasan dan penerapannya dalam pengembangan media pembelajaran.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Media Instruksional
Sumber belajar - Pengertian media instruksional dapat ditinjau dari dua kata yaitu “media” dan “instruksional”. Asal kata media merupakan jamak dari “medium“ yang berasal dari bahasa latin yang artinya perantara (Tim AECT,1986:201). Secara etimologi media diartikan perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Tim AECT:191:205). Secara terminologi sebagaimana yang dirumuskan AECT media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan dalam proses penyampaian informasi.Sedangkan insruksional diartikan pembelajaran. Maka dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa media instruksional adalah alat bantu yang digunakan sebagai perantara baik berupa alat-alat elektronik, gambar, alar peraga, buku dan lain-lain yang digunakan untuk menyalurkan isi bahan ajar kepada si belajar (siswa/mahasiswa). Namun terkadang pengertian media ini dibedakan dengan peralatan. Media atau bahan sering disebut perangkat lunak atau software yang berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan menggunakan peralatan seperti OHT, LCD. Sedangkan peralatan sering disebut dengan perangkat keras atau hardware yang merupakan sarana untuk menampilkan pesan yang terkandung pada mediatersebut, misalnya OHP (Sadiman,1986:6). Untuk memanfaatkan media yang baik, seorang pendidik harus mengetahui cara yang tepat dalam memanfaatkan dan memilih media yang sesuai dengan tujuan pengajaran agar penggunaannya tidak sia-sia.

B. Cara Memilih Media Instruksional
Dalam memilih media yang digunakan dalam pembelajaran maka seorang pendidik harus memilih media yang digunakan berdasarkan maksud dan tujuan pembelajaran tersebut. Hal ini ditekankan dengan tujuan agar penggunaan materi tidak menjadi penghalang dalam proses belajar mengajar yang dilakukan pendidik di ruang kelas dan diharapkan terjadinya interaksi belajar mengajar yang maksimal (Prastati:1997: 9). Harapan yang besar tentu saja media menjadi alat bantu yang dapat mempercepat dan mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran. Ketika suatu media akan dipilih dan dipergunakan maka ketika itu pula beberapa prinsip perlu diperhatikan dan dipertimbangkan oleh pendidik. Prasetyo (1997:15) menyarankan pemilihan dan penggunaan media harus mempertimbangkan beberapa prinsip yaitu:
a. Tujuan yang akan dicapai
b. Kesesuaian media dengan materi yang akan dibahas
c. Tersedianya sarana dan prasarana

Sementara itu Anderson (1994:21) menambahkan prinsip pemilihan media didasarkan kepada:
a. Apakah media itu sesuai dengan kebutuhan belajar siswa/mahasiswa (ditinjau dari segi kebudayaan, usia, kebiasaan belajar dan sebagainya) atau malah membingungkan mereka?
b. Apakah nilai bahan pelajaran atau perubahan tingkah laku yang diharapkan terjadi, jumlah siswa yang akan diajarkan materi pelajaran sepadan dengan biaya yangakan dikeluarkan untuk mendapatkan media tersebut?
c. Apakah diperlukan perlengkapan untuk menggunakan media yang dipilih itu?
d. Jika ya, apakah sudah tersedia? Apakah pengadaan peralatan itu dapat dipertanggung jawabkan untuk pelajaran yang bersangkutan?

C. Manfaat Media Instruksional
Sumber belajar - Secara umum manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar proses interaksi antara pendidik dan peserta didik atau antara dosen dan mahasiswa atauguru dan murid dan hal ini pada gilirannya akan membantu mahasiswa atau peserta didik untuk belajar secara optimal. Kemp dan Dayton menjelaskan manfaat khusus bagi media instruksional sebagaimana yang telah diidentifikasinya yaitu :
1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan guru, mungkin mempunyai penafsiran yang beraneka ragam tentang sesuatu hal. Melalui media, penafsiran yang beraneka ragam ini dapat direduksi dan dapat disampaikan kepada peserta didik secara seragam. Setiap siswa yang melihat atau mendengar uraian tentang sesuatu ilmu media yang sama akan menerima informasi yang persis sama yang diterima teman-temannya.

2. Proses instruksional menjadi lebih menarik Media dapat menyampaikan informasi yang didengar (audio) dan dapat dilihat(visual), sehingga dapat mendeskripsikan suatu masalah, suatu konsep, suatu proses atausuatu prosedur yang bersifat abstrak dan tidak lengkap menjadi lengkap. Media juga dapatmenghadirkan masa lampau ke masa kini, menyajikan gambar dengan warna-warni yang menarik. Dengan media ini juga dapat membangkitkan keingintahuan (curiosity) mahasiswa/siswa, menstimulus mereka untuk bereaksi terhadap penjelasan dosen atauguru, mampu menarik empati peserta didik untuk ikut tertawa atau sedih, memungkinkan mereka menyentuh objek kajian pelajaran, membantu mereka mengkonkritkan sesuatu yang abstrak dan sebagainya. Singkatnya, media dapat membantu dosen atau guru dalam menghidupkan suasana kelasnya dan menghindarkan suasana monoton dan membosankan.

3. Proses belajar mahasiswa/siswa menjadi lebih interaktif Jika dipilih dandirancang dengan benar, media dapat membantu dosen dan mahasiwa atau siswa dengan guru melakukan komunikasi dua arah kepada mahasiswa/siswa. Namun dengan media para dosen dapat mengatur kelas sehingga bukanhanya pendidik/dosen sendiri saja yang aktif tetapi juga mahasiswa.

4. Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi Seringkali terjadi para pendidik menghabiskan waktu yang cukup banyak untuk menjelaskan suatu pokok pelajaran. Pada waktu yang dihabiskan tidak perlu sebanyak itu jika mereka dapat memanfaatkan media pengajaran dengan baik. Misalnya seorang dosen pasti akan banyak membutuhkan waktu untuk menjelaskan tentang kosa kata dalam bahasa Arab jika ia hanya menjelaskan secara lisan belaka, padahal kejadian semacam initidak perlu terjadi jika saja dosen mau menggunakan media (minimal gambar-gambar)untuk membahas aktivitas dan macam-macam kosa kata tersebut yang cukup rumit tersebut.

5. Kualitas belajar siswa/mahasiswa dapat ditingkatkan penggunaan media tidak hanya membuat proses belajar mengajar lebih efisien,tetapi juga membantu mahasiswa menyerap materi pelajaran secara menda;am dan utuh. Dengan mendengarkan guru atau dosennya saja , siswa ataupun mahasiswa mungkin dapat memahami permasalahnnya dengan baik. Tetapi jika pemahaman itu diperkaya denganmelihat, menyentuh, merasakan atau mengalami melalui media, pemahaman mereka terhadap isi pelajaran pasti akan lebih baik lagi.

6. Belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja Media instruksional dapat dirancang sedemikian rupa, sehingga siswa/mahasiswa dapat belajar dimana saja dan kapan saja mereka mau, tanpa tergantung pada keberadaan seorang dosen. Program-program audio visual atau program komputer yang saat ini banyak tersedia di pasara adalah contoh-contoh media instruksional yang memungkinkan siswa/maasiswa belajar secara mandiri.

7. Sikap positif siswa/mahasiswa terhadap bahan belajar maupun terhadap proses belajar dapat ditingkatkan. Dengan media, proses belajar menjadi lebih menarik. Hal ini dapat meningkatkan kecintaan dan apresiasi mahasiswa terhadap ilmu pengetahuan dan proses pencarian ilmu itu sendiri.

8. Peran pendidik/dosen dapat diarahkan kepada cara yang lebih produktif dan aktif Pertama, pendidik/dosen tidak perlu mengulang-ulang penjelasan mereka bila adamedia yang digunakan dalam proses belajar-mengajar. Kedua, dengan mengurangi uraiansecara lisan pendidik/dosen dapat memberikan perhatian sebanyak-banyaknya kepada aspek-aspek yang lain dari prose belajar mengajar.
Misalnya, membangkitkan motivasi pendidik/mahasiswa, membantu mereka mencari referensi tambahan dan lain-lain. Ketiga, peran pendidik/dosen tidak hanya mengajar tetapi juga menjadi konsultan, penasehat atau manajer proses belajar-mengajar (Kemp dan Dayton:1980,3-4).

Kedelapan manfaat di atas mengidentifikasikan bahwa melalui penggunaan media efisiensi dan tingkah laku posiif dalam belajar dapat ditingkatkan. Masing-masing pendidik dapat memilih serta menentukan yang mana salah satu dari manfaat-manfaat tersebut dapat memberikan perhatian ketika media itu direncanakan dan dihasilkan untuk keperluan instruksional. Untuk memuaskan hasil manfaat secara khusus media instruksional tersebut seharusnya tidak hanya memiliki kualitas yang tinggi saja tetapi seharusnya dilakukan.

Seleksi ataupun perancangan serta hasil produksi sebagai bagian integral dari program instruksional (Djamarah: 1997,140). Dalam hal ini perlu diperhatikan manfaat yang pastidalam pencapaian dari program itu secara obyektif. Karena alasan inilah maka seseorang itu tertarik dalam merencanakan dan memproduksi media-media instruksional, memperhatikan juga perencanaan serta proses instruksional yang sistematik bersamaan dengan fungsi media tersebut.

Menurut MKnown ada 4 fungsi, yaitu:
1. Mengubah titik berat pendidikan formal, yaitu dari pendidikan yang menekankan pada instruksional akademis menjadi pendidikan yang mementingkan kebutuhan kehidupan peserta didik.
2. Membangkitkan motivasi peserta didik karena:
(a) Media instruksional edukatif pada umumnya merupakan sesuatu yang baru bagi peserta didik, sehingga menarik perhatian peserta didik
(b) Penggunaan media instruksional edukatif memberikan kebebasan kepada peserta didik lebih besar dibandingkan dengancara belajar tradisional
(c) Media instruksional edukatif lebih konkret dan lebih mudah dipahami
(d) Memungkinkan peserta didik untuk berbuat sesuatu
(e) Mendorong peserta didik untuk ingin tahu lebih banyak
(f) Memberikan kejelasan. (Clarification)
(g) Memberikan rangsangan (Stimulus).

Berdasarkan hasil penyelidikan terhadap kegunaan berbagai media instruksional edukatif oleh Edgar Dale, YD Finn dan F. Hoband di Amerika Serikat, dapat ditarik kesimpulan bahwa apabila Audio Visual Aid (AVA) digunakan secara baik akan memberikan sumbangan pendidikan sebagai berikut:
(1) Memberikan dasar
pengalaman konkret bagi pemikiran dengan pemahaman-pemahaman abstrak,
(2) Mempertinggi perhatian anak,
(3) Memberikan realitas, sehingga mendorong
adanya self activity,
(4) Memberikan hasil belajar yang permanen,
(5) Menambah
perbendaharaan bahasa anak yang benar-benar dipahami (tidak verbalistik),
(6) Memberikan pengalaman yang sukar diperolah dengan cara lain.

Pendapat lain mengatakan bahwa fungsi Media instruksional edukatif adalah:
(a) Menyampaikan informasi dalam proses belajar mengajar
(b) Memperjelas informasi pada waktu tatap muka pada waktu belajar mengajar
(c) Mendorong motivasi belajar
(d) Meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam menyampaikannya
(e) Melengkapi dan memperkaya informasi dalam proses belajar mengajar
(f) Menambah variasi dalam menyajikan materi
(g) Menambahpengertian nyata tentang suatu pengetahuan,
(h) Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak diberikan guru, serta memberikan cakrawala yang lebih luas, sehingga pendidikan bersifat produktif
(i) Memungkinkan peserta didik 
memilih kegiatan belajar sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya,
(j) Mendorong terjadinya interaksi langsung, antara peserta didik dan guru, peserta
didik dan peserta didik, serta peserta didik dengan lingkungannya,
(k) Memecah terjadinya verbalisme,
(l) Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu,
(m) Menimbulkan semangat, yang lesu menjadi bergairah, pelajaran yang berlangsung menjadi lebih hidup,
(n) Mudah dicerna dan tahan lama dalam menyerap pesan-pesan (informasinya sangat membekas, tidak mudah lupa),
(o) Dapat mengatasi watak dan pengalaman yang berbeda

D. Jenis dan Karakteristik Media Instruksional
Media pendidikan bermakna lebih luas dari media pengajaran. Media pendidikan dapat digunakan berbagai bentuk komunikasi seperti pada berbagai kegiatan penerangan, penyuluhan termasuk pengajaran. Media penajaran dipakai secara terbatas pada situasi belajar mengajar kendatipun penggunaannya dapat diperluas pada berbagai komunikasi lainnya (Davies:1981,125). Berdasarkan jenisnya media dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) bentuk yaitu:
a. Media auditif 
Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja. Karakteristik media ini berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif baik verbal (yaitu kata-kata dalam bahasalisan) maupun non verbal. Ada beberapa jenis media yang dapat dikelompokkan dalamdalam media audio antara lain, radio, alat perekam (recorder ),tape recorder, laboratorium bahasa. Media ini juga harus dilihat sasarannya artinya media ini tidak bisa digunakan untuk orang tuli atau orang yang mempunyai kelainan pada pendengaran (Knirk:1986,24).

b. Media visual
Karakteristik dari media ini sangat mengandalkan indera penglihatan. Media iniada yang menampilkan gambar diam seperti film strips atau film rangkai, slides film bingkai, gambar atau lukisan, cetakan (Miarso: 1982,33)

c. Media audio visual
Karakteristik media ini adalah memiliki unsur suara dan unsur gambar. Jenis mediaini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua yaitu media audio dan visual. (Miarso: 1986,34).

Anderson (1994:186) membagi jenis media ke dalam sepuluh kelmpok, yaitu:
1. Media audio
Media ini terdiri dari pita audio (kaset), piringan audio dan radio. Karakteristik darimedia ini dapat memberikan rangsang pendengaran. Hubungan media ini dengan tujuan instruksional adalah:
a. Tujuan kognitif; audio dapat dipergunakan untuk mengajarkan pengenalan kembali atau pembedaan rangsang yang relevan
b. Tujuan afektif: suasana mungkin dapat menciptakan musik latar belakang, efek suara dan lain-lain.
c. Tujuan psikomotor: dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan verbal.

2. Media cetak 
Media ini terdiri dari buku teks terprogram, buku pegangan manual, buku tugas. Ciri dari media ini adalah mampu memperagakan simbol-simbol verbal dan representasi gambar diam. Hubungan media ini dengan tujuan instruksional adalah:
a. Tujuan kognitif: menyampaikan informasi bersifat fakta dan pengenalan kembali (rekognisi)
b. Tujuan afektif : dapat membangkitkan emosi dan menarik dari buku yang ditulis terjadinya perubahan sikap (change attitude).
c. Tujuan psikomotor: tidak ada, karena penggambaran gerak sukar disajikan dengan media ini.

3. Media audio cetak
Media ini terdiri dari buku latihan yang dilengkapi dengan kaset atau pita audio, pita, gambar, bahan yang dilengkapi dengan pita suara audio. Hubungannya dengan tujuan instruksional sama seperti tujuan media audio dan media cetak.

4. Media benda (objek)
Terdiri media nyata dan model tiruan. Karakteristiknya adalah dapat memberikan rangsang penglihatan, pendengaran dan perabaan. Hubungannya dengan tujuan instruksional :
a. Tujuan kognitif: untuk mengajarkan pengenalan kembali dan pembedaan rangsangan yang relevan.
b. Tujuan afektif: bila menggunakan alat yang sebenarnya kemungkinan sikapyang positif terhadap pekerjaan mereka sejak awal latihan.
c. Tujuan psikomotor : memberkan latihan bagi siswa untuk menguji penampilan dalam menangani materi pekerjaan dan mendemonstrasikan dan mengukur kemampuan peserta didik.

5. Media visual diam
Media ini terdiri dari film bingkai (slide) dan film rangkai (berisi pean verbal). Karakteristiknya adalah gambar diam. Hubungannya dengan tujuan instruksional adalah:
a. Tujuan kognitif : pengenalan benda-benda yang belum dikenal peserta didik dan mampu membedakan objek yang ada di dalam gambar.
b. Tujuan afektif : tidak terpakai
c. Tujuan psikomotor : menunjukkan posisi benda atau orang yang sedang bergerak sebelum pendidik/dosen mendemonstrasikannya atau sebelum peserta didik/mahasiswa dilatih.

6. Media proyeksi dengan suara terdiri film bingkai (slide) suara dan film rangkai suara. Karakteristiknya adalah gambar diam. Hubungannya dengan tujuan instruksional
a. Tujuan kognitif : mengajarkan objek yang belum dikenal
b. Tujuan afektif : tidak dapat digunakan
c. Tujuan psikomotor : gambar ini menunjukkan posisi tertentu yang bergerak.

7. Media visual gerak dan audio
Media visual gerak dan audio terdiri dari film gerak tanpa suara dengan penggunaan caption

8. Media visual gerak dan video
Terdiri dari film suara dan video. Karakteristiknya adalah gambar bergerak tanpa suara. Hubungannya dengan tujuan instruksional adalah:
a. Tujuan kognitif : berhubungan dengan kemampuan mengenal kembali dan kemampuan memberikan rangsangan gerak yang serasi.
b. Tujuan afektif : memberikan pengaruh pada sikap dan emosi dan merupakan media yang baik sekali menyampaikan materi dalam kawasan afektif.
c. Tujuan psikomotor: memberikan contoh keterampilan yang menyangkut gerak dan mengajarkan kordinasi antara alat tertentu.

9. Media manusia dan lingkungan
Media manusia dapat digunakan sebagai contoh yang nyata untuk menampilkan contoh-contoh gerak. Sedangkan media lingkungan merupakan media yang berada disekitar kita. Media ini sangat besar ruang lingkupnya dan bebas dalam menggunakannya tanpa dikenai biaya apapun.

10. Media komputer (CAI)
Karakteristik media komputer ini digunakan dalam berbagai macam terminal yang berbeda atau menggabungkannya dengan media lain yang bertujuan memberikan pembelajaran yang sifatnya individual. Hubungan media ini dengan tujuan instruksional adalah:
a. Tujuan kognitif : dapat mengajarkan konsep, aturan,prinsip, langkah dalam prosesyang kompleks.
b. Tujuan afektif : untuk mengontrol bahan-bahan film dan video
c. Tujuan psikomotor : mengajarkan programming dan kecakapan yang serupa bilamaha siswa/siswa mau bekerja sesuai dengan pekerjaan yang telah ditetapkan.

Penggolongan media ditinjau dari ukuran audiensnya ada tiga yaitu:
- Media untuk audiens besar yang terdiri dari televisi, radio, video.
- Media untuk audiens kecil yang terdiri dari film suara, film bisu, video tape, filmstrip suara slide, radio, audio tape, audio disc, foto, poster, papan tulis.
- Media individu yang terdiri dari media cetak, telepon, CAI (Wilkinson: 1984,45).

Meskipun banyak macam media instruksional, namun hanya sedikit sekali yang sering dipergunakan dalam ruangan kuliah ataupun di kelas oleh seorang Dosen ataupun pendidik. Dari jumlah yang sedikit tersebut diantaranya overhead Projector (OHP), gambar, model dan tentu saja papan tulis dan buku. Sedangkan media lain. seperti video film, kaset audio, film bingkai, auditif jarang digunakan meskipun benda-benda ini tidak asing lagi bagi kebanyakan dosen. Oleh karena itu ada baiknya kita mengenal macam-macam media ini dengan harapan dapat memacu kita untuk mengadakan dan memiliki kompetensi yang cukup dalam menggunakannya, agar proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisien dalam mengelola waktu dan melaksanakannya di dalam kelas.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengertian media instruksional dapat ditinjau dari dua kata yaitu “media” dan "instruksional”. Asal kata media merupakan jamak dari “medium” yaitu bahasa latin yang artinya perantara. Secara etmologi media diartikan perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Secara terminologi sebagaimana yang dirumuskan AECT media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan dalam proses penyampaian informasi. Sedangkan instruksional diartikan pembelajaran.

Pemilihan dan penggunaan media harus mempertimbangkan beberapa prinsipyaitu: tujuan yang akan dicapai, kesesuaian media dengan materi yang akan dibahas,tersedianya sarana dan prasarana penunjang serta karakteristik pendidik. Manfaat khusus bagi media instruksional sebagaimana yang telah diidentifikasinya yaitu: penyampaian materi perkuliahan dapat diseragamkan, proses instruksional menjadilebih menarik, proses belajar mahasiswa/siswa menjadi lebih interaktif, jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa/mahasiswa dapat ditingkatkan, proses belajar dapat berlangsung dimana saja, sikap positif mahasiswa/siswa terhadap bahan belajar maupun terhadap proses belajar dapat ditingkatkan, peran dosen/pendidik dapat diarahkan kepada cara yang lebih produktif dan aktif.

Media dapat dikelompokkan ke dalam sepuluh bentuk yaitu : media audio, mediacetak, media audio cetak, media benda (objek), media visual diam, media proyeksi dengan suara, media visual gerak, media visual gerak dan audio, media manusia dan lingkungan, media komputer (CAI).

DAFTAR PUSTAKA
http://www.tugasku4u.com/2013/06/makalah-sumber-belajar.html
Gene, L Wilkinson (1984), Media Dalam Pembelajaran (terj). Jakarta: CV Rajawali
Miarso, Yusufhadi (1984), Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta : CV Rajawali
Knirk, Frederick G and Kent L.Gustafon. (1986), Instructional Technology: A Systemic Approach to Education. New York:
Holt, Rinehart and Wiston. AECT (1986), Defenisi Teknologi Pendidikan. Jakarta
Zain, Aswan (1997), Strategi Belajar Mengajar Rineka Cipta: Jakarta.
Sadiman, Arif, dkk (1986). Media Pendidikan. Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Tolong bantu saya klik Tombol Vote ini...


Previous Posts Next Posts Homepage